Monday, August 06, 2007

Dhemitology, Atawa: The Science of Dhemit in Java

Di kalangan masyarakat Jawa dikenal berbagai macam makhluk halus, yang masing-masing memiliki ciri yang khas dan karakter yang berbeda-beda. Mereka diyakini berasal dari manusia yang kandheg lakunya, yaitu: terhenti perjalanan spiritualnya untuk kembali kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi. (Namun perlu dicatat, ada juga makhluk halus yang dipercaya memang sudah diciptakan demikian dari sono-nya: seperti setan, yang diciptakan dari anasir nafsu amarah, atau jin dan peri yang diciptakan dari anasir nafsu supiyah).

Saya sendiri bukan seorang paranormal dan tidak memiliki kemampuan untuk melihat hantu atau hal-hal semacam itu. Dan meskipun spiritualitas sebenarnya bukanlah persoalan tentang hantu, dalam literatur-literatur kebatinan Jawa, soal hantu ini dibahas juga. Bukan persoalan klenik yang menjadi titik beratnya, namun pelajaran spitiual yang bisa diambil daripadanya: bahwa tujuan akhir perjalanan spiritual adalah kembali kepada Sang Khalik.

Dalam pandangan kebatinan Jawa, dikatakan bahwa manusia memiliki kelima anasir: badan jasmani, nafsu mutmainah, nafsu amarah, nafsu supiyah, dan angen-angen atau akal budi. Badan jasmani sendiri diliputi nafsunya sendiri, yaitu nafsu luamah.

Seluruh nafsu tersebut memilki badan juga, yang bersifat halus. Dan di antara badan kasar dan badan halus tersebut terdapat semacam 'separasi' yang tidak terhingga jumlahnya, yaitu badan-badan yang bersifat semi-halus, dan dimensinya masih dekat dengan dimensi kita. Mungkin itulah sebabnya mengapa ada orang yang bisa melihat hantu. Makhluk-makhluk halus ini tergolong tingkat rendahan, dan mereka selalu memiliki kadar nafsu luamah (nafsu jasmani) yang tinggi, yang berpadu dengan nafsu-nafsu lainnya. Paduan nafsu luamah dengan nafsu-nafsu lainnya tersebut menciptakan berbagai macam varian makhluk halus yang tidak terbilang banyaknya: dhemit, hantu, banaspati, wewe, cepet, lampor, thethekan, bajag angkrik, nyai blorong, keblek, janggitan, ilu-ilu....

Walahuallam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home