Friday, September 22, 2006

Gerhana dan Bathara Kala


Gerhana dan Bathara Kala


Beberapa waktu yang lalu terjadi gerhana bulan. Kira-kira tengah malam waktunya. Di kampung saya, orang rame-rame memukul kentongan. Mula-mula dari kejauhan terdengar sayup-sayup satu-dua kentongan yang dipukul, makin lama suara kentongan makin rame. Seorang peronda di pos gardu di dekat rumah saya pun tak mau ketinggalan, ia mengambil kentongan bambu dan memukulnya bertalu-talu.

Begitulah kepercayaan masayarakat Jawa: setiap terjadi gerhana, orang rame-rame memukul kentongan. Di kampung-kampung yang masih kuat tradisi Jawanya mereka bukan sekedar memukul kentongan, tapi juga membangunkan ayam-ayam dan ternak yang sedang tidur. Dan yang paling penting: wanita-wanita yang tengah hamil, harus dibangunkan dan mandi... meski di tengah malam yang dingin. Agar anak yang dikandungnya tidak menjadi mangsa Bathara Kala.

Konon ketika terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan atau matahari, saat itu Bathara Kala sedang berusaha menelan rembulan atau matahari, dan orang harus rame-rame memukul kentongan agar Bathara Kala mengurungkan niatnya.

Bathara Kala adalah personafikasi dari kekuatan jahat. Dalam cerita wayang kulit ia dikisahkan sebagai anak Bathara Guru yang salah kedaden: ia berasal dari sotya (sperma) Bathara Guru yang jatuh ke atas samodera saat raja para dewa itu tak dapat menahan nafsunya ketika sedang bercengkerama dengan istrinya, Dewi Uma, di atas lembu suci yang keramat, yaitu Lembu Andini.

Boleh dibilang Bathara Kala adalah nafsu angkara murka yang tak terkendali... dan Bathara Kala ini, sang angkara murka, bisa menelan 'rembulan' dan 'matahari', yaitu hati dan pikiran yang terang. Dan satu-satunya cara untuk terlepas dari cengkeraman Bathara Kala adalah proses penyadaran, yaitu pencerahan hati dan pikiran... maka dipukullah kentongan berame-rame, ayam-ayam dan ternak yang tidur harus dibangunkan, wanita-wanita hamil harus mandi. Kesadaran spiritual dibangkitkan, jiwa dan badan harus dibersihkan... agar rembulan dan matahari tidak ditelan oleh Bathara Kala.

Walahualam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home