Ilmu Jagong
Jagong adalah menghadiri acara hajatan yang biasa ada di desa: seperti sunatan, mantenan, dan kelahiran bayi. Jagong sangat penting untuk membina hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita: dan saya yakin jagong itu sehat untuk jasmani maupun rohani kita. Sehat secara jasmani: karena kita akan mendapat suguhan: teh panas, emping, juadah, lemper, dan kari ayam. Sehat secara rohani: karena kita bisa ngumpul dengan kawan-kawan dan tertawa bersama.
Apakah seseorang akan disukai oleh masyarakat di sekitarnya atau tidak: akan nampak saat seseorang itu punya hajatan. Orang yang kurang ramah di kampungnya, angkuh dan sombong, saat punya hajatan biasanya rumahnya sepi pengunjung. Sebaliknya orang yang ramah dan memiliki perhatian pada kepentingan umum, saat dia punya hajatan, orang-orang dengan senang hati akan datang ke rumahnya dan meramaikan acara hajatannya.
Pernah di kampung saya, seseorang yang kaya raya dan 'terpandang' di desa, tapi saat mantu, pada malem midodareni, yaitu malam menjelang resepsi pernikahan, ternyata rumahnya sepi karena tidak ada orang yang jagong. Sedangkan seorang tetangga saya yang lain, meskipun ekonominya pas-pasan, tapi karena kesupelannya dalam bergaul, dan kepeduliannya pada kepentingan umum, tamunya membludak saat ia mengkhitankan anaknya. Begitulah, jagong selalu dapat dijadikan tolok ukur: siapa yang diterima masyarakat dan siapa yang tidak.
Sedangkan bagi mereka yang hendak jagong, penting sekali untuk menguasai ilmu jagong. Ilmu jagong ini begitu penting sehingga harus diajarkan oleh Yesus sendiri... Seorang guru besar memang tidak harus selalu mengajarkan hal-hal yang besar dan muluk-muluk, tapi kadang hal-hal yang sangat sederhana dan basic: seperti jagong. Yesus berkata,
"Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 14: 8-11).
Nah, selamat jagong!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home